PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Proses pengambilan keputusan untuk
penggantian peralatan memerlukan investasi yang tidak sedikit jumlahnya
sehingga harus didasarkan atas informasi yang akurat. Disamping itu, proses
pengambilan keputusan ini diharapkan dapat mengukur performansi masing-masing
alternatif peralatan dalam waktu yang relatif cepat dan mungkin akan dilakukan
secara berulang untuk kasus penggantian peralatan pada sistem industri, Oleh
karenanya diperlukan adanya rancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk
penggantian peralatan.
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer
memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan
dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan
masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis
bagian-bagian system menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah
manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluasinya, memilh
yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa
solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.
Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem
(DSS) dengan didukung oleh sebuah sistem informasi berbasis komputer dapat
membantu seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan.
Seorang manajer di suatu perusahaan dapat memecahkan masalah semi struktur,
dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah
dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur. DSS mendayagunakan
resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk
meningkatkan kualitas keputusan.
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
1.
Pengertian Keputusan adalah suatu reaksi terhadap
beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa
kemungkinan-kemungkinan dari alternative tersebut bersama konsekuensinya.
Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau
opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak
tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional
atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau sumsi lemah.
2.
Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS)
adalah: suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), yaitu : sistem yang berbasis
komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka
memecahkan masalah-masalah rumit yang "mustahil" dilakukan dengan
kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan
model analisis sebagai komponen utama.
Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan
dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan
pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK
yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang
memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif,
yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model
keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang
tidak terstruktur.
Beberapa definisi tentang pengertian Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) / Decision
Support Sistem (DSS):
1. Little (1970)
Sistem
pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model
untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan
keputusannya.
2. Alter (1990)
2. Alter (1990)
membuat
definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah
sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data Processing
tradisional dalam 5 hal :
SPK
Penggunaan :Aktif
Pengguna :Manajemen
Tujuan :Efektifitas
Time horizon :Sekarang dan masa depan
Kelebihan : Fleksibilitas
PDE
Penggunaan : Pasif
Pengguna : Operator/Pegawai
Tujuan : Efisiensi Mekanis
Time horizon :Masa Lalu
Kelebihan :Konsistensi
3. Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.
Penggunaan :Aktif
Pengguna :Manajemen
Tujuan :Efektifitas
Time horizon :Sekarang dan masa depan
Kelebihan : Fleksibilitas
PDE
Penggunaan : Pasif
Pengguna : Operator/Pegawai
Tujuan : Efisiensi Mekanis
Time horizon :Masa Lalu
Kelebihan :Konsistensi
3. Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.
4. Bonczek (1980)
Sistem
pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas
komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen
sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem
processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
5. Hick (1993)
Sistem
pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang
mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer
untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi
terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
6. Man dan Watson
Sistem
pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk
memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
7. Moore and Chang
Sistem
pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang
tidak biasa.
8. Bonczek (1980)
8. Bonczek (1980)
Sistem
pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas
komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen
sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah.
9. Turban & Aronson (1998)
9. Turban & Aronson (1998)
Sistem
penunjang keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu
pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur
dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan
membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran
manajer.
10. Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem
pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk
penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat
semi-terstruktur.
B. Tujuan Decision Support System
Keen dan Morton mendefinisikan 3
(tiga) tujuan yang harus dicapai DSS (Keen, 1980), yaitu:
1.
Membantu
manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-terstruktur. Dalam dunia
nyata sulit sekali untuk menemukan permasalahan yang sangat terstruktur atau
tidak terstruktur, sebagian besar permasalahan justru bersifat
semi-terstruktur. Jelas bahwa DSS akan memberikan peranan yang besar
2.
Memberikan dukungan bagi pertimbangan manajer
dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. Komputer dapat
ditugaskan untuk memecahkan bagian permasalahan yang terstruktur, sedangkan
manajer lebih dituntut tanggung jawabnya untuk menghadapi porsi permasalahan
yang tidak terstruktur. Manajer dan komputer bekerja bersama sebagai sebuah tim
untuk memecahkan masalah yang sebagian besar berada di area semi-terstruktur.
3.
Meningkatkan
efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya. Artinya, DSS tidak dimaksudkan untuk membuat proses pengambilan
keputusan seefisien mungkin. Sekalipun waktu manajer sangat berarti dan
karenanya tidak layak untuk disia-siakan, namun manfaat DSS yang terutama
adalah sebuah keputusan yang lebih baik.
C
. Karakteristik Decision Support
System
Karakteristik
yang diharapkan ada di DSS adalah sebagai berikut:
1. DSS membantu para pengambil
keputusan dalam proses pengambilan keputusan.
2. DSS dirancang khusus untuk mengatasi problema
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
3. DSS mendukung pengambil keputusan di
segala jenjang, namun jelas akan sangat efektif bagi mereka yan berada di
jenjang taktis dan strategis.
4. DSS merupakan sistem interaktif dan
bersahabat dengan pengguna sehingga dapat dipergunakan oleh segenap jenjang
manajemen dengan sedikit atau tanpa bantuan sama sekali dari profesional
komputer.
5. DSS memungkinkan model-model
matematis umum, kemampuan simulasi, dan alat bantu analisa tersedia untuk
digunakan oleh para pengambil keputusan.
6. DSS harus dapat secara mudah
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan informasi pada setiap lingkungan atau
keadaan pengambilan keputusan.
7. DSS dapat berinteraksi dengan basis
data korporat.
D.
Manfaat
yang dapat diambil dari SPK
SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data / informasi bagi pemakainya.
- SPK
membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
- SPK
dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
- Walaupun
suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil
keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai
alternatif pemecahan.
Keterbatasan
SPK
- Ada
beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
- Kemampuan
suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
(pengetahuan dasar serta model dasar).
- Proses-proses
yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak
yang digunakan.
- SPK
tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini
dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan
tugasnya.
Jadi
secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil
keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam
proses pengambilan keputusan.
E. KOMPONEN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN
Sistem pendukung keputusan terdiri
atas tiga komponen utama yaitu :
1.
Subsistem
pengelolaan data (database).
2.
Subsistem
pengelolaan model (modelbase).
3.
Subsistem
pengelolaan dialog (userinterface).
Hubungan
antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar : Hubungan antara tiga komponen sistem pendukung
keputusan
Keterangan :
a.
Sub
sistem pengelolaan data (database) Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan
komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut
disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh
suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database
Management System).
b.
Sub
sistem pengelolaan model (model base) Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam
mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan
dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model
adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel
alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh
karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga
fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model
yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang
komprehensif mengenai model yang dibuat.
c.
Subsistem
pengelolaan dialog (user interface) Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang
mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif,
yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem
diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang
dibuat.
F. KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut
Moore and Chang, Sistem Pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem
yang berkemampuan mendukung analisis data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan,dan digunakan pada
saat-saat yang tidak biasa. Kegiatan merancang system pendukung keputusan
merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai
alternative tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini
meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif.
Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu
rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian
terhadap tindakan yang telah dipilih.
Model dari suatu Sistem
Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut:
Jenis DSS
menurut Steven S. Alter yang
mengembangkan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat
dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut terlihat dalam gambar:
Tingkat dukungan pemecahan masalah
Karakteristik
dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
•
Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
•
Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para
pegawai lainnya.
•
DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan
yang harus dilakukan.
•
DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
•
Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan
dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
•
DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus
pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan
biaya dalam proses pengambilan keputusan.
•
Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
•
Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh
mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat
dibangun dengan dukungan dari spesialis system informasi.
•
DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan keputusan
yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.
G. PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Untuk memahami dengan lebih
baik mengenai permodelan, dapat mengikuti proses pengambilan keputusan yang
melibatkan tiga hal tahap utama, yaitu:
1.
Tahap intelegensi (intelligent phase),
2.
Tahap perancangan (design phase),
3.
Tahap pilihan (choice phase),dan
4.
Tahap implementasi (implementation) ditambahkan kemudian.
Subsistem–subsistem sistem
pendukung keputusan terdiri dari 4 yaitu subsistem manajemen data, subsistem
manajemen model, subsistem manajemen pengetahuan dan subsistem antar muka
pengguna. Seperti pada gambar dibawah (Turban, 2000).
Gambar
1. Skema SPK
H.
MODEL DECISION SUPPORT SYSTEM
Model merupakan komponen yang sangat penting dalam DSS.
Model memiliki pengertian seperti secara sederhana berarti memisahkan dari
dunia nyata dengan melukiskan komponen utama dan menghubungkannya dengan sistem
atau dengan kejadian lainnya. Model dapat berupa fisik dan verbal. Model yang
berupa fisik seperti model pesawat, sedangkan model yang bersifat verbal adalah
melukiskan suatu sistem tertentu, model grafik seperti flowchart dari sistem
informasi, dan model matematika.
Ø Perangkat Lunak DSS
DSS
generator merupakan sebutan umum untuk software utama yang dibutuhkan oleh DSS.
DSS generator memadukan dan menggunakan model base, database dan dialogue untuk
melakukan komunikasi dengan DSS.
Ø Electronic Spreadsheet
Lembar
kerja elektronik membolehkan pengguna untuk membuat model dengan mengisi data
dan menghubungkannya sesuai dengan format yang telah disediakan. User juga
dapat melakukan beberapa perubahan dan mengevaluasi secara visual hasil yang
telah didapat, seperti mengganti tampilan grafik. Program ini menyediakan
beberapa perintah untuk memanipulasi lembar kerja dan juga berisi beberapa fungsi,
seperti statistik dan perhitungan finansial.
Ø Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
Sistem
Pendukung Keputusan Kelompok atau Group Decision Support System (GDSS)
merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang
yang terlibat dalam suatu tugas atau tujuan bersama dan yang menyediakan
interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Ø Alternatif Model Analisa
Penggunaan
DSS melibatkan empat dasar dari kegiatan model analisa, seperti:
1. What if
1. What if
Disini
pengguna dapat mengubah variabel atau berusaha menghubungkan diantara beberapa
varibel dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
2. Sensitifitas
2. Sensitifitas
Sensitifitas
merupakan kejadian khusus dari what if, sebenarnya hanya satu nilai variabel
yang dapat dirubah dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
3. Goal Seeking
3. Goal Seeking
Goal
Seeking ini merupakan kebalikan dari what if dan sensitifitas. Dimana kejadian
ini hanya berusaha mengamati bagaimana terjadi perubahan dan mencari apa yang
mempengaruhi perubahan tersebut terhadap varibel lain sehingga target yang
ditentukan dapat tercapai.
4.
Optimation
Optimation ini lebih kompleks dan luas daripada goal seeking. Ditahap ini nilai target berusaha dirubah hingga mencapai nilai yang optimum.
Optimation ini lebih kompleks dan luas daripada goal seeking. Ditahap ini nilai target berusaha dirubah hingga mencapai nilai yang optimum.
I. JENIS -
JENIS
DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat
dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
·
Mengambil
elemen-elemen informasi.
·
Menaganalisis seluruh
file.
·
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
·
Memperkirakan dari
akibat keputusan.
·
Mengusulkan keputusan.
·
Membuat keputusan.
I. PERMODELAN DSS
Model DSS terdiri dari:
1. Model
Matematis
Model adalah abstrak
dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena, yaitu objek dan aktivitas.
Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili perusahaan
maka perusahaan itu disebut entity-nya.
2. Model
Statis dan Dinamis
Model statis islah
model yang tidak memasukkan waktu sebagai variabelnya. Ia berkaitan dengan
situasi pada suatu saat tertentu sedangkan model dinamis ialah model yang
memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity
sepanjang waktu.
3. Model
Probabilitik dan Deterministik
Model pobabilitas
adalah model tentang adanya peluang akan terjadi sesuatu. Pobabilitas mempunyai
jangkauan 0,00 (untuk sesuatu yang tidak punya peluang) dan 1,00 (untuk sesuatu
yang nyata-nyata terjadi) sedangkan model deterministik ialah kebalikan dari
model pobabilitas.
4. Model
Optimisasi dan Suboptimisasi
Model optimisasi adalah
model yang menentukan pemecahan terbaik diantara altermatif yang ada. Agar
model tersebut dapat melakukan hal ini, masalah harus terstruktur dengan baik.
Sedangkan model suboptimisasi yang seringkali disebut satisficing model ialah
model yang memungkinkan manajer untuk melakukan serangkaian keputusan, dan
model tersebut akan memproyeksikan penyelesaian. Model ini tidak
mengidentifikasikan keputusan yang akan mennghasilkan penyelesaian yang
terbaik, namun menyerahkan tugas tersebut kepada manajer.
Kerugian pemodelan :
1. Kesulitan dalam pemodelan suatu sistem
bisnis akan menghasilkan model yang tidak mampu menampung semua pengaruh
terhadap entitas.
2. Diperlukan kemampuan yang tinggi dibidang
matematika untuk menggunakan dan mengembangkan model yang lebih kompleks..
K. DAMPAK
PEMANFAATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Dampak
utama dari pemanfaatan Sistem Pendukung Keputusan, yaitu:
1.
Dapat menyelesaikan problem yang kompleks
2.
Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
3.
Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik
(terutama dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi)
4.
Mengupayakan pembentukan jaringan dan
kelembagaan pengelolaan pengumpulan data hidrologi ditingkat nasional dan
propinsi
5.
Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman
6.
Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
7.
Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara
intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih
baik
8.
Untuk masalah yang berulang DSS, dapat memberi
keputusan yang lebih efektif
9.
Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan
kesempatan bagi beberapa manager untuk berkomunikasi dengan lebih baik
10.
Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari
manager
L. KETERBATASAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat
manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada
perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model
dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK
biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi
seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu
pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.
Komponen
Sistem Pendukung Keputusan
Adapun
komponen-komponen dari SPK adalah
sebagai berikut :
Suatu Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) memiliki subsistem –
subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis system pendukung
keputusan, antara lain :
1.
Subsistem Manajemen Basis Data
2.
Subsistem Manajemen Model
3.
Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
4.
Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
(Knowledge Base)
A. Subsistem
Manajemen Basis Data
Subsistem Manajemen
Data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan
kondisi. Dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Database
(DBMS/Data Management System). Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan
dengan data warehouse perusahaan, suatu repository untuk data perusahaan yang
relevan dengan pengambilan keputusan. Subsistem manajemen data terdiri dari
elemen-elemen berikut ini:
Ø Sistem
Pendukung Keputusan Database
Database
adalah kumpulan data yang saling terkait dan diorganisasi untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang dengan
lebih dari satu aplikasi. Pada beberapa sistem pendukung keputusan data
ditempatkan pada data warehouse melalui sebuah web server database. Beberapa
database dapat digunakan pada satu aplikasi sistem pendukung keputusan dan
tergantung pada sumber data. Pengguna menggunakan sebuah browser web untuk
mengakses database. Data pada sistem pendukung keputusan diekstrak dari sumber
data internal dan eksternal, juga dari data personal milik satu atau lebih
pengguna. Hasil ekstraksi ditempatkan pada database khusus atau pada data warehouse
perusahaan.
1.
Data Internal
Data
yang sumbernya berasal terutama dari system pemrosesan transaksi dari dalam
organisasi. Contoh umum seperti upah/gaji bulanan, jdwal pemeliharaan mesin,
alokasi anggaran, perkiraan terhadap penjualan yang akan dating, biaya
produksi, rencana rekruitmen pegawai baru masa mendatang, dan lain – lain.
2.
Data eksternal
Data
yang sumbernya dari luar system organisasi, seperti data industry, data riset
pemasaran, data sensus, data tenaga kerja regional, regulasi pemerintah, jadwal
tarif pajak, data ekonomi dalam negeri, dan lain – lain. Data tersebut dapat
berasal dari lembaga pemerintahan, asosiasi perdagangan, perusahaan riset
pasar, dan lain – lain.
3.
Data privat
Meliputi petunjuk –
petunjuk yang digunakan oleh pengambil keputusan khusus dan penilaian terhadap
data dan atau situasi spesifik.
4.
Ekstraksi
Data
ekstraksi merupakan hasil kombinasi data dari berbagai sumber termasuk sumber
internal dan eksternal.
Ø Sistem
Manajemen Database
Database
dibuat, diakses, dan diperbaharui oleh sebuah DBMS. Kebanyakan sistem pendukung
keputusan dibuat dengan sebuah DBMS relasional yang menyediakan berbagai
kapabilias.
Ø Direktori
Data
Direktori
data merupakan katalog dari semua data yang berada di dalam database. Direktori
ini digunakan untuk mendukung fase intelegensi dari proses pengambilan
keputusan karena membantu memindai data dan menidentifikasi area masalah atau
peluang-peluang. Direktori ini sama seperti semua katalog lainnya, mendukung
penambahan entri baru, menghapus entri, dan mendapatkan kembali informasi
mengenai objek-objek khusus yang ada di dalam database.
Ø Query
Facility
Membangun
dan menggunakan sistem pendukung keputusan sering memerlukan akses, manipulasi
dan query data. Tugas – tugas tersebut dilakukan oleh query facility, menerima
permintaan untuk data dari komponen sistem pendukung keputusan lain, menentukan
bagaimana permintaan dapat dipenuhi (konsultasi dengan direktori data jika
perlu). Memformulasi permintaan dengan detail, dan mengembalikan hasilnya pada
pemberi permintaan.
Elemen-elemen
tersebut ditunjukkan secara skematis pada gambar di bawah iniKemampuan
subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara
lain :
Kemampuan
subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
a. Mampu
mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi
data.
b. Mampu
menambah dan menghapus secara cepat dan mudah.
c. Mampumenangani
data personal dan non personal, sehingga user dapat bereksperimen dengan
berbagai alternative keputusan.
d. Mampu
mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas.
B.
Subsistem Manajemen Model
Subsistem
dari manajemen model dari Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari elemen-elemen
berikut ini:
Ø Basis
Model
Basis
model berisi rutin dan statistik khusus, keuangan, forecasting, ilmu manajemen,
dan model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analisis pada sebuah
sistem pendukung keputusan. Kemampuan untuk invokasi, menjalankan, mengubah,
menggabungkan, dan menginspeksi model merupakan suatu kapabilitas kunci dari
sistem pendukung keputusan dan yang membedakannya dengan CBIS (Computer Base
Information System) lainnya. Model dalam basis model dapat dibagi menjadi empat
katagori utama, dan satu katagori pendukung, yaitu:
1.
Strategis
: Model strategis digunakan untuk
mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggung jawab dalam perencanaan
strategis.
2.
Taktis
: Model Taktis digunakan terutama
oleh manajemen tingkat menengah, untuk membantu mengalokasikan dan mengontrol
sumber daya organisasi.
3.
Operasional
: Model ini digunakan untuk
mendukung aktivitas kerja harian transaksi organisasi.
4.
Analitik
: Model ini digunakan untuk
menganalisis data, model ini meliputi model statik, ilmu manajemen, algoritma
data mining, model keuangan, dan lainnya.
5.
Blok Pembangunan
Model dan Rutin : Selain berisi
model strategis, taktis, dan operasional, basis model juga berisi blok
pembangunan model dan rutin. Dapat disebarkan untuk aplikasi sebagai analisis
data, dapat juga digunakan sebagai komponen present-value, dan analisis
regresi.
Ø Sistem
Manajemen Basis Model
Fungsi
perangkat lunak sistem manajemen basis model (MBMS) adalah untuk membuat model
dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat sistem pendukung keputusan atau
subrutin, dan blok pembangunan lainnya, membangkitkan rutin baru dan laporan,
pembaruan dan perubahan model, dan manipulasi data model. MBMS mampu mengaitkan
model-model dengan link yang tepat melalui sebuah database.
Peran
direktori model yang terhubung ke MBMS sama dengan direktori database.
Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat lunak lainnya
pada basis model. Yang berisi definisi model dan fungsi utamanya adalah
menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kapabilitas model. Sistem
Manajemen Basis Model/Model Base Management System (MBMS) berisi beberapa
elemen antara lain, yaitu :
1. Eksekusi Model : Eksekusi Model adalah proses mengontrol jalannya model.
2. Integrasi Model : Model ini mencakup
gabungan operasi dari beberapa model saat diperlukan (misalnya mengarahkan
output suatu model, katakanlah perkiraan, untuk diproses model lain, misal
model perencanaan pemrograman linier).
3.
Perintah
(Comman Processor Model) : Model ini digunakan untuk menerima dan
menginterpretasikan instruksi-instruksi pemodelan dari komponen antarmuka
pengguna dan merutekannya ke MBMS, eksekusi model atau fungsi-fungsi integrasi
elemen-elemen tersebut beserta antarmukanya dengan komponen sistem pendukung
keputusan.
Definisi dan fungsi
setiap elemennya ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Kemampuan
subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
1.
Mampu menciptakan model – model baru dengan
cepat dan mudah
2.
Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk
mendukung semua tingkat pemakai
3.
Mampu menghubungkan model – model dengan basis
data melalui hubungan yang sesuai
4.
Mampu mengelola basis model dengan fungsi
manajemen yang analog dengan database manajemen.
C.
Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
Istilah
antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dan sistem.
Cakupannya tidak hanya perangkat keras dan perangkat lunak, tapi juga
faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengunaan, kemampuan untuk dapat
diakses, dan interaksi manusia-mesin. Beberapa ahli merasa bahwa antarmuka
pengguna merupakan komponen yang paling penting karena merupaka sumber dari
berbagai power, fleksibilitas, dan karakteristik easy-to-use (Sprague dan
Watson, 1996). Ahli lainnya menyatakan bahwa antarmuka pengguna merupakan
sistem dari sisi pengguna karena antarmuka adalah satu-satunya bagian dari
sistem yang dilihat oleh pengguna (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2001).
Subsistem dialog
merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi
kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem
Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang
terpasang dengan user. Pemakai terminal dan system perangkat lunak
merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang
mewujudkan komunikasi anatara user dengan system tersebut. Komponen
dialog menampilkan keluaran system bagi pemakai dan menerima masukkan dari
pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
Fasilitas yang dimiliki oleh
subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen :
1.
Bahasa aksi (action language), yaitu suatu
perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan
sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard,
joystick dan keyfunction yang lainnya.
2.
Bahasa tampilan (display and presentation
language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk
menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini
diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
3. Basis
pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna
sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.
Proses
antarmuka pengguna untuk sebuah Management Support System ditunjukkan secara
skematis pada gambar dibawah ini :
D.
Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
(Knowledge Base)
Subsistem
ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen
independen yang memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si
pengambil keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori
pengetahuan perusahaan organisasional. Banyak masalah tak terstruktur dan
bahkan semi terstruktur yang sangat kompleks sehingga solusinya memerlukan
keahlian. Keahlian tersebut dapat diberikan oleh suatu sistem pakar atau sistem
cerdas lainnya. Oleh karena itu, makin banyak sistem pendukung keputusan
canggih yang dilengkapi dengan satu komponen yang disebut dengan subsistem
manajemen berbasis pengetahuan. Komponen ini dapat menyediakan keahlian yang
diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek masalah dan memberikan pengetahuan
yang dapat meningkatkan operasi komponen sistem pendukung keputusan yang lain.
Berdasarkan
semua definisi-definisi diatas, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga
komponen utama yaitu DBMS (Database Management System), MBMS (Model Base
Management System) dan antarmuka pengguna, subsistem manajemen pengetahuan
adalah opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karena memberikan
intelegensi bagi tiga komponen utama tersebut. Skematik sistem pendukung
keputusan dan komponen yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini memberikan
pemahaman dasar mengenai struktur umum suatu sistem pendukung keputusan.
M. CONTOH KASUS
Contoh kasus 1
Seorang
Manajer pada suatu perusahaan perdagangan ingin membuat sebuah sistem yang akan
membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu
muncul dalam pemikirannya beberapa pertanyaan antara lain :
1.
Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut ?
2.
Jika biaya prototipe adalah Rp.X, apakah saya bisa menerima biaya tersebut?
Pada
dasarnya dari pertanyaan itu terdapat jawaban yang memungkin para Manajer dapat
menanganinya, antara lain dengan mengembangkan suatu sistem yang berbasiskan
Decision Support System (DSS) ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya
dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi
perencanaan, komunikasi, dan melakukan pengawasan terhadap para karyawannya,
serta dengan langkah ini pula seorang manajer dapat menghemat waktu dalam
melakukan pekerjaannya untuk membuat suatu keputusan.
Disini
juga Manajer dihadapkan pada beberapa alternative pemecahan masalah yang antara
lain “ Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional
saya, pada biaya yang lebih rendah dari RpX, apakah saya akan mengunakan sistem
tersebut atau mengembangkannya agar dapat memenuhi kebutuhan saya?
Disini
dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak
disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus
sistem pendukung keputusan ini terlihat bahwa untuk dapat melakukan
impelementasi analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus
dibawah Rp 20.000.
Contoh Kasus 2
a)
Dalam suatu perusahaan Decision Support
System (DSS) (sistem pendukung keputusan) mempunyai kemampuan untuk menganalisa
pemilihan karyawan berprestasi denagn menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini faktor-faktor
penilaian dan alternatif para karyawan dibandingkan satu dengan yang lainnya
sehingga memberikan output nilai intensitas priorotas yang menghasilkan suatu
sistem yang memberikan penilaian terhadap setiap karyawan. Sistem pendukung
keputusan ini membantu melakukan penilaian setiap karyawan, melakukan
poerubahan kriteria, dan perubahan nilai bobot. Hal ini berguna untuk
memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah pemilihan karyawan
berprestasi, sehingga akan didapatkan karyawan yang paling layak diberi reward.
Contoh Kasus 3
Sistem pendukung keputusan
yang berbasis komputer ini bermanfaat dalam aspek kuantitatif dalam pemberian
pakan (berhubungan dengan jumlah hijauan dan konsentrat yang akan diberikan
pada ternak) dan kualitatif (berhubungan dengan kualitas pakan yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk berproduksi) pakan ternak yang sangat
erat hubungannya terhadap produksi hewan ternak tersebut. Pemberian pakan pada
ternak relative tidak terstruktur karena banyak sekali perbandingan yang harus
dipertimbangkan, seperti pertambahan bobot badan, pakan harus bersifat edible
(bahan makanan yang dapat dimakan ternak) dan palatable (bahan makanan yang
disukai ternak), jenis tanaman pakan ternak, Body condition Score, dll.
Sehingga dengan adanya Decision Support System, kebutuhan pakan masing-masing
ternak dapat terpenuhi, dengan membandingkan berbagai data dan mengevaluasi
hasil keputusannya.
Alasan menggunakan DSS :
·
Usahanya beroperasi pada ekonomi yang tak
stabil.
·
Usaha peternakannya dihadapkan pada kompetisi
dalam dan luar negeri yang meningkat.
·
Usahanya menghadapi peningkatan
kualitas dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis (peternakan).
·
Sistem komputer perusahaannya tak
mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas,
dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Penerapan DSS :
·
Pengambilan keputusan yg rasional,
sesuai dengan jenis keputusan yg diperlukan.
·
Membuat peramalan (forecasting). Membandingkan
alternatif tindakan.
·
Membuat analisis dampak.
·
Membuat model.
Contoh Kasus 4
Dalam manajemen investasi di pasar modal, terdapat tahap-tahap
pengambilan keputusan dengan tingkat kepentingan masing-masing. Dalam setiap
tahap tersebut diperlukan dukungan informasiyang tepat dan akurat untuk
memperkecil faktor ketidakpastian. Berbagai strategi pengambilan keputusan
telah dikembangkan dan biasa dipergunakan dalam manajemen investasi. Penggunaan
sistem pendukung keputusan yang memanfaatkan berbagai strategi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas keputusan-keputusan yang diambil.
Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat memanfaatkan berbagai model
seperti statistik, optimasi, serta sisitem berbasisi pengetahuan, atau
teknik-teknik modern seperti metode fraktal, algoritma genetika, serta jaringan
syaraf tiruan.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dari pembahasan makalah
Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System (DSS) adalah sebagai berikut
:
1.
Decision Support System
dapat dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi
untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
2.
Dalam pengambilan keputusan perlu adanya
proses serta pertimbangan-pertimbangan berdasarkan pada metode DSS yang benar agar keputusan yang di
ambil merupakan keputusan yang baik.
3.
Pembuat keputusan dalam organisasi
terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan
operasional.
4.
Sistem
pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
Subsistem pengelolaan data (database),
Subsistem pengelolaan model (modelbase), Subsistem pengelolaan dialog (userinterface),
Pengelolaan pengetahuan (knowledge management).
5.
Tiap manajer mempunyai cara berbeda
dalam memecahkan sebuah
masalah. Cara mereka memecahkan masalah mempengaruhi bagaimana mereka terlibat
dalam merasakan masalah,
mengumpulkan
informasi, dan menggunakan informasi yamg didapat