Sabtu, 21 Maret 2015

definisi sistem pendukung keputusa


PENDAHULUAN
A.         LATAR BELAKANG
Proses pengambilan keputusan untuk penggantian peralatan memerlukan investasi yang tidak sedikit jumlahnya sehingga harus didasarkan atas informasi yang akurat. Disamping itu, proses pengambilan keputusan ini diharapkan dapat mengukur performansi masing-masing alternatif peralatan dalam waktu yang relatif cepat dan mungkin akan dilakukan secara berulang untuk kasus penggantian peralatan pada sistem industri, Oleh karenanya diperlukan adanya rancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk penggantian peralatan.
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian system menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.

Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan didukung oleh sebuah sistem informasi berbasis komputer dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Seorang manajer di suatu perusahaan dapat memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi struktur. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.





PEMBAHASAN
A.      DEFINISI
1.         Pengertian Keputusan adalah  suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternative tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau sumsi lemah.

2.         Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS)  adalah: suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), yaitu : sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang "mustahil" dilakukan dengan kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
 Beberapa definisi tentang pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS):
1. Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.

2. Alter (1990)
membuat definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data Processing tradisional dalam 5 hal :
SPK
Penggunaan :Aktif
Pengguna :Manajemen
Tujuan :Efektifitas
Time horizon :Sekarang dan masa depan
Kelebihan : Fleksibilitas

PDE
Penggunaan : Pasif
Pengguna : Operator/Pegawai
Tujuan : Efisiensi Mekanis
Time horizon :Masa Lalu
Kelebihan :Konsistensi

3. Keen (1980)

Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.

4. Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
5. Hick (1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.

6. Man dan Watson
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
7. Moore and Chang
Sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

8. Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah.

9. Turban & Aronson (1998)
Sistem penunjang keputusan sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
10. Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.

B.   Tujuan Decision Support System
     Keen dan Morton mendefinisikan 3 (tiga) tujuan yang harus dicapai DSS (Keen, 1980), yaitu:
1.      Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-terstruktur. Dalam dunia nyata sulit sekali untuk menemukan permasalahan yang sangat terstruktur atau tidak terstruktur, sebagian besar permasalahan justru bersifat semi-terstruktur. Jelas bahwa DSS akan memberikan peranan yang besar

2.       Memberikan dukungan bagi pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. Komputer dapat ditugaskan untuk memecahkan bagian permasalahan yang terstruktur, sedangkan manajer lebih dituntut tanggung jawabnya untuk menghadapi porsi permasalahan yang tidak terstruktur. Manajer dan komputer bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah yang sebagian besar berada di area semi-terstruktur.


3.      Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya. Artinya, DSS tidak dimaksudkan untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin. Sekalipun waktu manajer sangat berarti dan karenanya tidak layak untuk disia-siakan, namun manfaat DSS yang terutama adalah sebuah keputusan yang lebih baik.






C .  Karakteristik Decision Support System

Karakteristik yang diharapkan ada di DSS adalah sebagai berikut:

1.      DSS membantu para pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan.
2.       DSS dirancang khusus untuk mengatasi problema semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
3.      DSS mendukung pengambil keputusan di segala jenjang, namun jelas akan sangat efektif bagi mereka yan berada di jenjang taktis dan strategis.
4.      DSS merupakan sistem interaktif dan bersahabat dengan pengguna sehingga dapat dipergunakan oleh segenap jenjang manajemen dengan sedikit atau tanpa bantuan sama sekali dari profesional komputer.
5.      DSS memungkinkan model-model matematis umum, kemampuan simulasi, dan alat bantu analisa tersedia untuk digunakan oleh para pengambil keputusan.
6.      DSS harus dapat secara mudah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan informasi pada setiap lingkungan atau keadaan pengambilan keputusan.
7.      DSS dapat berinteraksi dengan basis data korporat.

D.   Manfaat yang dapat diambil dari SPK
SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
  1. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
  2. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
  3. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Keterbatasan SPK
  1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
  2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
  3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
  4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.
Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan.
E.   KOMPONEN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
 Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
1.         Subsistem pengelolaan data (database).
2.         Subsistem pengelolaan model (modelbase).
3.         Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).
Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Description: http://haniif.files.wordpress.com/2007/08/080107-0315-23tinjauanp1.png?w=460
Gambar : Hubungan antara tiga komponen sistem pendukung keputusan
          Keterangan :
a.       Sub sistem pengelolaan data (database) Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).

b.      Sub sistem pengelolaan model (model base) Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

c.       Subsistem pengelolaan dialog (user interface) Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
F.    KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Moore and Chang, Sistem Pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan,dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Kegiatan merancang system pendukung keputusan merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternative tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih.

Model dari suatu Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut:


 Jenis DSS menurut  Steven S. Alter yang mengembangkan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut terlihat dalam gambar:


Tingkat dukungan pemecahan masalah


Karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

• Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.

• Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya.

• DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.

• DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
• Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.

• DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.

• Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.

• Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis system informasi.

• DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.


G.   PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Untuk memahami dengan lebih baik mengenai permodelan, dapat mengikuti proses pengambilan keputusan yang melibatkan tiga hal tahap utama, yaitu:
1.      Tahap intelegensi (intelligent phase),
2.      Tahap perancangan (design phase),
3.      Tahap pilihan (choice phase),dan
4.      Tahap implementasi (implementation) ditambahkan kemudian.
Subsistem–subsistem sistem pendukung keputusan terdiri dari 4 yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, subsistem manajemen pengetahuan dan subsistem antar muka pengguna. Seperti pada gambar dibawah  (Turban, 2000).
Gambar 1. Skema SPK

H.   MODEL DECISION SUPPORT SYSTEM
 Model merupakan komponen yang sangat penting dalam DSS. Model memiliki pengertian seperti secara sederhana berarti memisahkan dari dunia nyata dengan melukiskan komponen utama dan menghubungkannya dengan sistem atau dengan kejadian lainnya. Model dapat berupa fisik dan verbal. Model yang berupa fisik seperti model pesawat, sedangkan model yang bersifat verbal adalah melukiskan suatu sistem tertentu, model grafik seperti flowchart dari sistem informasi, dan model matematika.

Ø Perangkat Lunak DSS
DSS generator merupakan sebutan umum untuk software utama yang dibutuhkan oleh DSS. DSS generator memadukan dan menggunakan model base, database dan dialogue untuk melakukan komunikasi dengan DSS.
Ø Electronic Spreadsheet
Lembar kerja elektronik membolehkan pengguna untuk membuat model dengan mengisi data dan menghubungkannya sesuai dengan format yang telah disediakan. User juga dapat melakukan beberapa perubahan dan mengevaluasi secara visual hasil yang telah didapat, seperti mengganti tampilan grafik. Program ini menyediakan beberapa perintah untuk memanipulasi lembar kerja dan juga berisi beberapa fungsi, seperti statistik dan perhitungan finansial.
Ø Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok atau Group Decision Support System (GDSS) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas atau tujuan bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Ø Alternatif Model Analisa
Penggunaan DSS melibatkan empat dasar dari kegiatan model analisa, seperti:
1. What if
Disini pengguna dapat mengubah variabel atau berusaha menghubungkan diantara beberapa varibel dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
2. Sensitifitas
Sensitifitas merupakan kejadian khusus dari what if, sebenarnya hanya satu nilai variabel yang dapat dirubah dan mengamati hasil dari pergantian tersebut.
3. Goal Seeking
Goal Seeking ini merupakan kebalikan dari what if dan sensitifitas. Dimana kejadian ini hanya berusaha mengamati bagaimana terjadi perubahan dan mencari apa yang mempengaruhi perubahan tersebut terhadap varibel lain sehingga target yang ditentukan dapat tercapai.
4. Optimation
Optimation ini lebih kompleks dan luas daripada goal seeking. Ditahap ini nilai target berusaha dirubah hingga mencapai nilai yang optimum.

I.     JENIS - JENIS DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
·         Mengambil elemen-elemen informasi.
·         Menaganalisis seluruh file.
·         Menyiapkan laporan dari berbagai file.
·         Memperkirakan dari akibat keputusan.
·         Mengusulkan keputusan.
·         Membuat keputusan.

I.     PERMODELAN DSS

Model DSS terdiri dari:

1.      Model Matematis
Model adalah abstrak dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena, yaitu objek dan aktivitas. Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili perusahaan maka perusahaan itu disebut entity-nya.

2.      Model Statis dan Dinamis
Model statis islah model yang tidak memasukkan waktu sebagai variabelnya. Ia berkaitan dengan situasi pada suatu saat tertentu sedangkan model dinamis ialah model yang memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity sepanjang waktu.          

3.      Model Probabilitik dan Deterministik
Model pobabilitas adalah model tentang adanya peluang akan terjadi sesuatu. Pobabilitas mempunyai jangkauan 0,00 (untuk sesuatu yang tidak punya peluang) dan 1,00 (untuk sesuatu yang nyata-nyata terjadi) sedangkan model deterministik ialah kebalikan dari model pobabilitas.

4.      Model Optimisasi dan Suboptimisasi
Model optimisasi adalah model yang menentukan pemecahan terbaik diantara altermatif yang ada. Agar model tersebut dapat melakukan hal ini, masalah harus terstruktur dengan baik. Sedangkan model suboptimisasi yang seringkali disebut satisficing model ialah model yang memungkinkan manajer untuk melakukan serangkaian keputusan, dan model tersebut akan memproyeksikan penyelesaian. Model ini tidak mengidentifikasikan keputusan yang akan mennghasilkan penyelesaian yang terbaik, namun menyerahkan tugas tersebut kepada manajer.
    
Kerugian pemodelan :
1.      Kesulitan dalam pemodelan suatu sistem bisnis akan menghasilkan model yang tidak mampu menampung semua pengaruh terhadap entitas.
2.      Diperlukan kemampuan yang tinggi dibidang matematika untuk menggunakan dan mengembangkan model yang lebih kompleks..

K.   DAMPAK PEMANFAATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Dampak utama dari pemanfaatan Sistem Pendukung Keputusan, yaitu:
1.         Dapat menyelesaikan problem yang kompleks
2.         Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
3.         Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi)
4.         Mengupayakan pembentukan jaringan dan kelembagaan pengelolaan pengumpulan data hidrologi ditingkat nasional dan propinsi
5.         Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman
6.         Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
7.         Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik
8.         Untuk masalah yang berulang DSS, dapat memberi keputusan yang lebih efektif
9.         Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manager untuk berkomunikasi dengan lebih baik
10.     Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manager
L.  KETERBATASAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
1.      Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
2.      Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3.      Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
4.      SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut :
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki subsistem – subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis system pendukung keputusan, antara lain :
1.      Subsistem Manajemen Basis Data
2.      Subsistem Manajemen Model
3.      Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
4.      Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge Base)

A.      Subsistem Manajemen Basis Data
Subsistem Manajemen Data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan kondisi. Dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Database (DBMS/Data Management System). Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repository untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan. Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini:
Ø  Sistem Pendukung Keputusan Database
Database adalah kumpulan data yang saling terkait dan diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang dengan lebih dari satu aplikasi. Pada beberapa sistem pendukung keputusan data ditempatkan pada data warehouse melalui sebuah web server database. Beberapa database dapat digunakan pada satu aplikasi sistem pendukung keputusan dan tergantung pada sumber data. Pengguna menggunakan sebuah browser web untuk mengakses database. Data pada sistem pendukung keputusan diekstrak dari sumber data internal dan eksternal, juga dari data personal milik satu atau lebih pengguna. Hasil ekstraksi ditempatkan pada database khusus atau pada data warehouse perusahaan.
1.        Data Internal
Data yang sumbernya berasal terutama dari system pemrosesan transaksi dari dalam organisasi. Contoh umum seperti upah/gaji bulanan, jdwal pemeliharaan mesin, alokasi anggaran, perkiraan terhadap penjualan yang akan dating, biaya produksi, rencana rekruitmen pegawai baru masa mendatang, dan lain – lain.
2.        Data eksternal
Data yang sumbernya dari luar system organisasi, seperti data industry, data riset pemasaran, data sensus, data tenaga kerja regional, regulasi pemerintah, jadwal tarif pajak, data ekonomi dalam negeri, dan lain – lain. Data tersebut dapat berasal dari lembaga pemerintahan, asosiasi perdagangan, perusahaan riset pasar, dan lain – lain.
3.        Data privat
Meliputi petunjuk – petunjuk yang digunakan oleh pengambil keputusan khusus dan penilaian terhadap data dan atau situasi spesifik.

4.        Ekstraksi
Data ekstraksi merupakan hasil kombinasi data dari berbagai sumber termasuk sumber internal dan eksternal.
Ø  Sistem Manajemen Database
Database dibuat, diakses, dan diperbaharui oleh sebuah DBMS. Kebanyakan sistem pendukung keputusan dibuat dengan sebuah DBMS relasional yang menyediakan berbagai kapabilias.
Ø  Direktori Data
Direktori data merupakan katalog dari semua data yang berada di dalam database. Direktori ini digunakan untuk mendukung fase intelegensi dari proses pengambilan keputusan karena membantu memindai data dan menidentifikasi area masalah atau peluang-peluang. Direktori ini sama seperti semua katalog lainnya, mendukung penambahan entri baru, menghapus entri, dan mendapatkan kembali informasi mengenai objek-objek khusus yang ada di dalam database.
Ø  Query Facility
Membangun dan menggunakan sistem pendukung keputusan sering memerlukan akses, manipulasi dan query data. Tugas – tugas tersebut dilakukan oleh query facility, menerima permintaan untuk data dari komponen sistem pendukung keputusan lain, menentukan bagaimana permintaan dapat dipenuhi (konsultasi dengan direktori data jika perlu). Memformulasi permintaan dengan detail, dan mengembalikan hasilnya pada pemberi permintaan.
Elemen-elemen tersebut ditunjukkan secara skematis pada gambar di bawah iniKemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara lain :
Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
a.       Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data.
b.      Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah.
c.       Mampumenangani data personal dan non personal, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternative keputusan.
d.      Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas.
B.       Subsistem Manajemen Model
Subsistem dari manajemen model dari Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari elemen-elemen berikut ini:
Ø  Basis Model
Basis model berisi rutin dan statistik khusus, keuangan, forecasting, ilmu manajemen, dan model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analisis pada sebuah sistem pendukung keputusan. Kemampuan untuk invokasi, menjalankan, mengubah, menggabungkan, dan menginspeksi model merupakan suatu kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan dan yang membedakannya dengan CBIS (Computer Base Information System) lainnya. Model dalam basis model dapat dibagi menjadi empat katagori utama, dan satu katagori pendukung, yaitu:
1.        Strategis : Model strategis digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggung jawab dalam perencanaan strategis.
2.        Taktis : Model Taktis digunakan terutama oleh manajemen tingkat menengah, untuk membantu mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.
3.        Operasional : Model ini digunakan untuk mendukung aktivitas kerja harian transaksi organisasi.
4.        Analitik : Model ini digunakan untuk menganalisis data, model ini meliputi model statik, ilmu manajemen, algoritma data mining, model keuangan, dan lainnya.
5.        Blok Pembangunan Model dan Rutin : Selain berisi model strategis, taktis, dan operasional, basis model juga berisi blok pembangunan model dan rutin. Dapat disebarkan untuk aplikasi sebagai analisis data, dapat juga digunakan sebagai komponen present-value, dan analisis regresi.
Ø  Sistem Manajemen Basis Model
Fungsi perangkat lunak sistem manajemen basis model (MBMS) adalah untuk membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat sistem pendukung keputusan atau subrutin, dan blok pembangunan lainnya, membangkitkan rutin baru dan laporan, pembaruan dan perubahan model, dan manipulasi data model. MBMS mampu mengaitkan model-model dengan link yang tepat melalui sebuah database.
Peran direktori model yang terhubung ke MBMS sama dengan direktori database. Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat lunak lainnya pada basis model. Yang berisi definisi model dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kapabilitas model. Sistem Manajemen Basis Model/Model Base Management System (MBMS) berisi beberapa elemen antara lain, yaitu :
1.      Eksekusi Model : Eksekusi Model adalah proses mengontrol jalannya model.
2.      Integrasi Model : Model ini mencakup gabungan operasi dari beberapa model saat diperlukan (misalnya mengarahkan output suatu model, katakanlah perkiraan, untuk diproses model lain, misal model perencanaan pemrograman linier).
3.      Perintah (Comman Processor Model) : Model ini digunakan untuk menerima dan menginterpretasikan instruksi-instruksi pemodelan dari komponen antarmuka pengguna dan merutekannya ke MBMS, eksekusi model atau fungsi-fungsi integrasi elemen-elemen tersebut beserta antarmukanya dengan komponen sistem pendukung keputusan.
Definisi dan fungsi setiap elemennya ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
1.         Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah
2.         Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai
3.         Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai
4.         Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen.

C.       Subsistem Antarmuka Pengguna (Dialog)
Istilah antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dan sistem. Cakupannya tidak hanya perangkat keras dan perangkat lunak, tapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengunaan, kemampuan untuk dapat diakses, dan interaksi manusia-mesin. Beberapa ahli merasa bahwa antarmuka pengguna merupakan komponen yang paling penting karena merupaka sumber dari berbagai power, fleksibilitas, dan karakteristik easy-to-use (Sprague dan Watson, 1996). Ahli lainnya menyatakan bahwa antarmuka pengguna merupakan sistem dari sisi pengguna karena antarmuka adalah satu-satunya bagian dari sistem yang dilihat oleh pengguna (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2001).
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan system perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan system tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran system bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen :
1.      Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.
2.      Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
3.      Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.
Proses antarmuka pengguna untuk sebuah Management Support System ditunjukkan secara skematis pada gambar dibawah ini :
D.      Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge Base)
Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen yang memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan organisasional. Banyak masalah tak terstruktur dan bahkan semi terstruktur yang sangat kompleks sehingga solusinya memerlukan keahlian. Keahlian tersebut dapat diberikan oleh suatu sistem pakar atau sistem cerdas lainnya. Oleh karena itu, makin banyak sistem pendukung keputusan canggih yang dilengkapi dengan satu komponen yang disebut dengan subsistem manajemen berbasis pengetahuan. Komponen ini dapat menyediakan keahlian yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan operasi komponen sistem pendukung keputusan yang lain.

Berdasarkan semua definisi-definisi diatas, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama yaitu DBMS (Database Management System), MBMS (Model Base Management System) dan antarmuka pengguna, subsistem manajemen pengetahuan adalah opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karena memberikan intelegensi bagi tiga komponen utama tersebut. Skematik sistem pendukung keputusan dan komponen yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini memberikan pemahaman dasar mengenai struktur umum suatu sistem pendukung keputusan.

M.  CONTOH KASUS
       Contoh kasus 1
Seorang Manajer pada suatu perusahaan perdagangan ingin membuat sebuah sistem yang akan membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu muncul dalam pemikirannya beberapa pertanyaan antara lain :
1. Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut ?
2. Jika biaya prototipe adalah Rp.X, apakah saya bisa menerima biaya tersebut?
Pada dasarnya dari pertanyaan itu terdapat jawaban yang memungkin para Manajer dapat menanganinya, antara lain dengan mengembangkan suatu sistem yang berbasiskan Decision Support System (DSS) ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi perencanaan, komunikasi, dan melakukan pengawasan terhadap para karyawannya, serta dengan langkah ini pula seorang manajer dapat menghemat waktu dalam melakukan pekerjaannya untuk membuat suatu keputusan.
Disini juga Manajer dihadapkan pada beberapa alternative pemecahan masalah yang antara lain “ Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional saya, pada biaya yang lebih rendah dari RpX, apakah saya akan mengunakan sistem tersebut atau mengembangkannya agar dapat memenuhi kebutuhan saya?
Disini dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus sistem pendukung keputusan ini terlihat bahwa untuk dapat melakukan impelementasi analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus dibawah Rp 20.000.

Contoh Kasus 2
a)      Dalam suatu perusahaan Decision Support System (DSS) (sistem pendukung keputusan) mempunyai kemampuan untuk menganalisa pemilihan karyawan berprestasi denagn menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini faktor-faktor penilaian dan alternatif para karyawan dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai intensitas priorotas yang menghasilkan suatu sistem yang memberikan penilaian terhadap setiap karyawan. Sistem pendukung keputusan ini membantu melakukan penilaian setiap karyawan, melakukan poerubahan kriteria, dan perubahan nilai bobot. Hal ini berguna untuk memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah pemilihan karyawan berprestasi, sehingga akan didapatkan karyawan yang paling layak diberi reward.

Contoh Kasus  3
 Sistem pendukung keputusan yang berbasis komputer ini bermanfaat dalam aspek kuantitatif dalam pemberian pakan (berhubungan dengan jumlah hijauan dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak) dan kualitatif (berhubungan dengan kualitas pakan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk berproduksi) pakan ternak yang sangat erat hubungannya terhadap produksi hewan ternak tersebut. Pemberian pakan pada ternak relative tidak terstruktur karena banyak sekali perbandingan yang harus dipertimbangkan, seperti pertambahan bobot badan, pakan harus bersifat edible (bahan makanan yang dapat dimakan ternak) dan palatable (bahan makanan yang disukai ternak), jenis tanaman pakan ternak, Body condition Score, dll. Sehingga dengan adanya Decision Support System, kebutuhan pakan masing-masing ternak dapat terpenuhi, dengan membandingkan berbagai data dan mengevaluasi hasil keputusannya.
Alasan menggunakan DSS :
·         Usahanya beroperasi pada ekonomi yang tak stabil.  
·         Usaha peternakannya dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
·          Usahanya menghadapi peningkatan kualitas dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis (peternakan).
·          Sistem komputer perusahaannya tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Penerapan DSS :
·         Pengambilan keputusan yg rasional, sesuai dengan jenis keputusan yg diperlukan.
·         Membuat peramalan (forecasting). Membandingkan alternatif tindakan.
·         Membuat analisis dampak.
·         Membuat model.
Contoh Kasus 4
Dalam manajemen investasi di pasar modal, terdapat tahap-tahap pengambilan keputusan dengan tingkat kepentingan masing-masing. Dalam setiap tahap tersebut diperlukan dukungan informasiyang tepat dan akurat untuk memperkecil faktor ketidakpastian. Berbagai strategi pengambilan keputusan telah dikembangkan dan biasa dipergunakan dalam manajemen investasi. Penggunaan sistem pendukung keputusan yang memanfaatkan berbagai strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas keputusan-keputusan yang diambil. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat memanfaatkan berbagai model seperti statistik, optimasi, serta sisitem berbasisi pengetahuan, atau teknik-teknik modern seperti metode fraktal, algoritma genetika, serta jaringan syaraf tiruan.









KESIMPULAN

Kesimpulan yang dari pembahasan makalah Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System (DSS) adalah sebagai berikut :
1.      Decision Support System dapat dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
2.      Dalam pengambilan keputusan perlu adanya proses serta pertimbangan-pertimbangan berdasarkan pada metode DSS yang benar agar keputusan yang di ambil merupakan keputusan yang baik.
3.      Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional.
4.      Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
Subsistem pengelolaan data (database), Subsistem pengelolaan model (modelbase), Subsistem pengelolaan dialog (userinterface), Pengelolaan pengetahuan (knowledge management).
5.      Tiap manajer mempunyai cara berbeda dalam memecahkan sebuah masalah. Cara mereka memecahkan masalah mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi yamg didapat